Home » Splicing, Proses Penyambungan Kabel Fiber
Splicing, Proses Penyambungan Kabel Fiber
Bagi anda yang sudah mengetahui tentang Fiber Optik pasti tidak asing dengan kata-kata Splicing. Artikel ini akan membahas pengertian splicing dan bagaimana cara kerja alat splicing itu sendiri, sebelum mengetahui lebih dalam tentang splicing mari kita memahami tentang apa itu Fiber Optik.
Fiber Optic adalah sebuah kabel yang terbuat dari kaca atau plastik yang sangat halus lebih halus dari rambut manusia. Kabel fiber mengirimkan sinyal cahaya dari satu tempat ke tempat lainnya dengan sangat dengan kecepatan yang maksimal. Maka dari itu banyak yang menyarankan menggunakan kabel fiber sebagai saluran komunikasi atau saluran internet, dengan kecepatan yang optimal kita dapat melakukan kegiatan didunia internet dengan sangat nyaman.
Pengertian Splicing
Kabel Fiber Optic sebenarnya dapat disambungkan menggunakan 2 metode yaitu dengan menyambungkan konektor kabel satu dengan kabel lainnya, dan dengan metode menghubungkan kabel tersebut secara langsung dengan cara splicing.
Pengertian Splicing sendiri adalah metode yang digunakan untuk menghubungkan kabel fiber satu sama lain dengan memanfaatkan alat yang menggunakan panas, alat itu disebut dengan Fusion Splicer. Tujuannya untuk menghubungkan kedua ujung kabel yang berbeda dan memadukan dua serat bersamaan dengan sedemikian rupa agar sinar yang melewati dua kabel yang digabungkan tidak tersebar atau dipantulkan kemana-mana.
Hal tersebut dapat mempengaruh kecepatan koneksi, sehingga melakukan splicing harus dengan sempurna dan redaman fiber yang baik.
Mengapa Sangat Diperlukan Splicing?
Melakukan splicing pada kabel fiber diperlukan ketika terjadi beberapa faktor yang membuat kabel kita rusak atau putus, contohnya seperti: Kabel terkena senar layangan, kabel tergunting, kabel terklupas karena benda tajam, atau bisa juga ketika pemasangan terjadi kesalahan yang menyebabkan kabel rusak.
Hal tersebut bisa diatasi dengan melakukan splicing, demi meminimalisir adanya redaman yang besar. Tentu saja splicing lebih baik daripada hanya dengan menggunakan konektor, karena menggunakan konektor redaman akan lebih besar dan kecepatan koneksi tidak sebagus menggunakan splicing.
Menciptakan Kualitas Splicing yang Baik
Setelah mempelajari pengertian dari splicing dan alasan mengapa kita memerlukan splicing, sekarang kita akan mempelajari bagaimana cara menciptakan kualitas splicing yang baik. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan:
1.Kualitas Kabel
Dengan memperhatikan kualitas kabel kita dapat menciptakan kualitas splicing yang baik juga, memperhatikan kabel yang sudah kita punya dengan spesifikasi yang diberikan apakah cocok atau tidak. Serta memperhatikan jenis kabel fiber optik sebelum melakukan instalasi sangatlah disarankan.
2.Kualitas Alat Splicing (Fusion Splicer)
Kualitas dari alat yang digunakan untuk splicing sangatlah berpengaruh dikarenakan proses splicing yang sempurna akan mencipta koneksi yang baik antara kabel fiber, dan minim redaman.
3.Lingkungan yang Baik
Dalam melakukan splicing pastikan berada dilingkungan yang bersih dan baik, baik dalam arti situasi disekitar anda tidak gaduh yang dapat menyebabkan proses splicing terhambat maupun terganggu. Kebersihan lingkungan juga sangat berpengaruh, pastikan membersihkan serat dengan alcohol agar terhindar dari kotoran atau debu.
4.Teknisi dan Rekan Berpengalaman
Hal ini sangatlah berpengaruh dalam kegiatan splicing, dengan teknisi maupun rekan yang berpengalaman kita dapat memberikan kualitas splicing yang baik untuk para client dan dapat meningkatkan kualitas perusahaan menjadi lebih baik lagi.
Alat Pendukung dalam Melakukan Splicing
Bagaimana apakah sudah jelas materi tentang cara menciptakan kualitas splicing yang baik? Sekarang kita akan beralih ke materi contoh-contoh alat pendukung ketika kita melakukan splicing, Mari kita simak!
1.Fiber Stripper/Miller
Mungkin bentuknya kurang lebih seperti tang potong dan fungsinya juga sedikit sama dengan tang potong. Stripper sendiri memiliki fungsi sebagai pengupas kulit fiber optik supaya hanya tersisa core nya saja, stripper memiliki presisi yang sangat akurat dalam mengupas sehingga kabel yang kita kupas tidak akan merusak bagian core nya.
2.Fiber Cleaver
Sedangkan Fiber Cleaver adalah alat pemotong core saat sudah selesai mengupas kabel. Pemotongan core diwajibkan menggunakan alat ini agar menghasilkan potongan yang lurus dan rapi.
3.OPM (Optical Power Meter)
OPM memiliki fungsi sebagai alat yang dapat menguji coba (testing) pada serat optik. Tujuan alat ini digunakan pada saat instalasi, sehingga dapat memberi gambaran saat melakukan instalasi fiber optik maupun maintenance jalur fiber.
4.OTDR (Optical Time Domain Reflecto Meter)
OTDR adalah alat yang berfungsi sebagai pembaca atau pengukur karakteristik kabel fiber. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi jarak kabel fiber, serta mengukur besar kecilnya loss yang terhitung dalam skala dB/km antara dua titik yang dipilih.
Peralatan diatas adalah alat-alat pendukung ketika melakukan splicing maupun instalasi jaringan fiber optik. Selain itu ada juga OLS (Optical Light Source) yang berfunsi sebagai pemancar sinar laser untuk menguji transmisi kabel fiber baik atau tidak.
Kesimpulan
Dengan melakukan splicing kegiatan instalasi jaringan fiber optik yang dilakukan akan semakin baik, dan splicing dapat meminimalisir adanya redaman pada kabel fiber. Banyak sekali faktor yang dapat mewajibkan kita melakukan splicing.
Yup bagaimana apakah cukup jelas dengan materi yang sudah kami sampaikan? Semoga bermanfaat dan sebagian cara yang sudah kami jelaskan dapat diterapkan di kegiatan instalasi jaringan anda.
Peta Network juga menyediakan jasa splicing dan test OTDR, dengan menghubungi kontak yang ada anda dapat langsung berinteraksi dengan tim kami tentang masalah jaringan maupun konsultasi secara online.
Artikel Lainnya
Mail Server: Pengertian, Protokol, dan Cara Kerjanya
Pada masa modern seperti ini alat komunikasi sangatlah beraneka ragam, dengan menggunakan jaringan internet anda dapat berkomunikasi dengan cepat dan mudah. Contohnya berkomunikasi melalui e-Mail lantas bagaimana alat komunikasi e-mail tersebut bisa bekerja ? Mari kita simak !
Mengenal Early Warning System dan Perkembangannya di Indonesia
EWS atau Early Warning System adalah sistem peringatan dini yang berfungsi sebagai pemberi informasi tentang bencana alam yang akan terjadi atau akan datang
Pengertian Database, Fungsi, dan Contohnya
Pada artikel ini kami membahasa tentang pengertian database, selain pengertian nya kami juga menjelaskan tentang fungsi database dan contoh-contohnya.
Mau Konsultasi?
Kami telah melayani berbagai jenis pekerjaan di berbagai kota di Indonesia,
tim kami siap untuk membantu memberikan solusi setiap permasalahan IT anda.